Asal muasal belajar UNIX
Unix (officially trademarked as UNIX, sometimes also written as Unix in small caps) is a multitasking, multi-user computer operating system originally developed in 1969 by a group of AT&T employees at Bell Labs, including Ken Thompson, Dennis Ritchie, Brian Kernighan, Douglas McIlroy, Michael Lesk and Joe Ossanna.
Waktu awal kuliah, saya merasa masih punya waktu luang untuk belajar hal-hal yang lain, tanpa mengorbankan IP yang, well.. 4 waktu itu nyisir.
Salah satu yang terlintas untuk mengisi waktu luang adalah belajar komputer. Minimal, bisa ngerakit komputer sendiri, kalau ada rejeki buat beli komputer nanti.
Saat itu bisa dianggap pengetahuan saya minus tentang komputer. Kenapa minus ? Karena setelah sedikit mengerti, saya sadar bahwa banyak persepsi saya yang sangat keliru waktu itu. Misalnya, saya pernah punya komentar, “Eh ada software buat ngetik yang baru namanya Microsoft Windows” See ? Ini termasuk kategori minus, atau mungkin juga termasuk ilmu hitam.
Teman-teman kuliah saya, beberapa orang ada yang kuliahnya dobel (dengan ITB). Karena saya anggap bisa dipercaya, toh mereka kuliah di Teknik, saya tanya ke mereka, kursus atau pelatihan apa yang harus saya ambil kalau pengen tau caranya ngerakit komputer. Target saya waktu itu gak muluk-muluk, bisa ngerakit komputer aja, itu sudah.
Setelah tanya sana-sini akhirnya salah seorang dari mereka bilang “ambil kursus di Piksi ITB aja Ki, ada pelatihan Unix User”. Ok, tanpa babibu, saya daftar, dan mulai ikut pelatihan yang memakan waktu 5 hari berturut-turut.
Kalau saya tidak salah ingat, hari pertama diterangin tentang sedikit konsep Operating System, FreeBSD, yang merupakan salah satu varian UNIX dan instalasinya. Nasib saya ? Alhamdulillah saya cengo dengan tingat super. Operating System itu apaaaa ???? FreeBSD ini mahluk apa lagi ??
Kepalang basah, saya pikir, hajar aja sampai beres. Apapun ini, bakal nambah ilmu (dengan sedikit berharap, semoga bukan ilmu hitam bin salah kaprah lagi)
Hari-hari berikutnya, mulai berinteraksi dengan terminal, shell (tenang, saya masih cengo kok), pemrograman sederhana dengan shell. Sampai akhirnya beres. Lalu nasib saya ? Tujuan awal untuk minimal bisa merakit komputer, berakhir dengan kebingungan baru.
Entah bisikan dari mana lagi, ada pelatihan tentang Pemrograman C++, saya juga akhirnya ikutan. Abis itu ngerti ? Rela tidak rela, harus diakui, ternyata konsistensi saya untuk bingung cukup kuat.
Kapokmu kapan tho :|
Comments