Ke Yogya lagi
Yogyakarta.
Kali ini saya berkunjung kembali, berdua sama papajim, ceritanya lagi pada butuh ganti suasana. Biar lebih berasa jalannya, kita naik kereta, ketemuan di Bandung, lalu naik kereta ke Yogya.
Di kereta, ternyata gak boleh ngerokok, mulut asem :| Tapi.. diperhatiin, tiap kereta berhenti, beberapa orang pada turun. Pikiran kita ternyata sama, liat-liatan, trus ngomong, ‘turun yuk, ngerokok’ | yuk! :D
Sampai di Yogya, sudah ditunggu Pakdhe @lantip dan Budhe @flafea. Akhirnya, saya ketemu juga sama Budhe, yayyy! :D Senang itu kadang tercipta dari sesuatu yang sederhana. Saya juga ketemu sama Mata Air, what a young fella :)
Melihat perkembangan di twitter, dan social media lainnya, eh tapi bentar, sebelum terjadi kesalahpahaman, saya bukan pakar social media, ataupun pakar social media wannabe, pakar it, atau sejenisnya. Deal ya ?
Ok, tak lanjut, ada sesuatu yang hidup di Yogya ini, yang bikin saya kangen dengan awal-awal saya ada di Bandung. Komunitas-komunitas, baik yang bersinggungan dengan IT, ataupun yang tidak, individu-individu yang terlibat di dalamnya, mereka hidup, bergairah.
Sedangkan Bandung ? Entah, sepertinya semua serba komersil di sini sekarang. Bukannya tidak bagus, di sisi lain, berarti industrinya ada pergerakan. Tapi yang saya maksud lebih ke arah, kegilaan, inovasi, ngoprek.
Dulu di Bandung, yang ngoprek Operating System, wireless, aplikasi, dan juga yang lainnya, banyak yang gila. Sekarang ? Kok ya gitu-gitu aja. Ya, menurut saya, Bandung sekarang jauh dari kegilaannya yang saya pernah tau.
Mungkin juga karena saya sudah terlalu lama ada di Bandung, jadinya ngeliat Bandung, begitu-begitu saja, boring. Mungkin.
Tapi mungkin juga tidak, karena dari obrolan teman-teman yang lain, katanya, Yogya memang sedang membangun. Banyak investor yang melirik Yogya sekarang, bahkan ada yang sudah mulai jalan. Bukan cuma di sektor IT, di sektor lainnya juga.
Ada perasaan mirip yang kerasa melihat kejadian ini. Dulu, Bandung juga begini, banyak yang melirik. Semua berbondong-bondong ke Bandung (sekarang juga masih sih, weekend yang gak macet, bisa dibilang sudah musnah, bukan sekedar langka lagi). Sekarang ? jadinya seperti pendapat saya di atas, bo to the ring, boring dengan bonus macet dimana-mana.
Semenjak bangunan-bangunan bertingkat lebih dari 5 itu ada di Bandung, Bandung yang pernah saya kenal, entah hilang kemana.
Semoga, Yogya kelak tidak akan menjadi seperti Bandung. Semoga.
Kalau ada yang tau, ini Bandung bisa digaransiin kemana ya ? Biar bisa gilanya mirip dulu lagi ?
Atau mungkin, saya yang musti melanjutkan perjalanan yang sempat terlintas di pikiran.
Comments